Kamis, 06 Agustus 2015

“Menggarap” Borneo [TERIOS]


Membaca judul “Borneo Wild Adventure” di log.viva.co.id membuat pikiran saya melayang pada tahun 1993-1997 saat ikut orang tua berdinas di Balikpapan, Kalimantan Timur. Meskipun memori tersebut sudah banyak yang terlupakan, namun beberapa hal masih saya ingat. Contohnya seperti pantai Manggar, Balikpapan. Tampilan yang eksotis memang banyak ditemui di negara Indonesia. Namun, Kalimantan selalu menyimpan ciri khas tersendiri. Saya ingin sekali menuangkannnya dalam tulisan ini, namun sulit karena hanya menggunakan memori saat masih kanak-kanak. Saya cuma bisa berharap suatu saat bisa kembali untuk menikmati keindahan alami di pulau Borneo.


Sampai akhirnya saat sedang menyelami timeline di Twitter, secercah harapan muncul. Terios Seven Wonders Borneo Wild Adventure menjadi peluang saya untuk menjajaki Kalimantan lebih luas. Suatu hal yang belum sempat saya lakukan saat masih kecil. Palangkaraya, Keruing, Pulau Kaget, Amuntai, Samarinda, Kutai, dan Maratua adalah daerah-daerah yang hanya saya dengar saat pelajaran Geografi. Bahkan kota Balikpapan yang pernah saya tinggali saat kecil hanya sedikit yang bisa diingat. Namun itu menjadi suatu motivasi bagi saya untuk mencoba peruntungan ini. Meskipun begitu, berbicara alam liar di Kalimantan, tentu tidak banyak yang saya tahu, karena hidup saya saat kecil dulu lebih banyak dihabiskan di komplek rumah dan sekolah.

Baiklah, saya menyisihkan waktu saya untuk berselancar di dunia maya untuk mencari informasi mengenai tempat-tempat yang bisa saya kunjungi. Dimulai dari Palangkaraya, ibukota dari Kalimantan Tengah. Kota ini sempat ramai dibicarakan di pusat karena ada wacana pemindahan ibukota (yang entah bisa atau tidak terealisasi). Namun,kita tentu tidak akan membahasnya di sini. Kembali ke alam liar, di salah satu laman internet ada yang disebut bukit Tangkiling. Bukit yang bisa didaki dalam waktu 45 menit ini sangat menarik bagi para penggemar hiking. Kemudian bisa juga bersantai taman nasional Sebangau. Selain itu bisa sekaligus melihat-lihat satwa Orang utan di Aburetum Nyaru Menteng.

Selanjutnya adalah desa Keruing. Tidak banyak yang saya tahu tentang daerah ini, namun ada yang menyebutnya ini merupakan salah satu lokasi yang menjadi habitat asli dari orang utan. Mungkin ini baru bisa dijawab jika saya ke sana langsung.

Kemudian pulau Kaget, sebuah cagar alam di Provinsi Kalimantan Selatan. Ini merupakan daerah yang menjadi sumber pohon Rambai Padi, yang biasa dikonsumsi oleh Bekantan. Pulau Kaget juga menjadi habitat asli dari Bekantan, jika Anda tidak mengetahui bentuknya, mungkin bisa mengingat-ingat maskot berbentuk hewan berhidung panjang suatu taman bermain di bilangan Jakarta Utara. Sayangnya kondisi pulau Kaget ini cukup kritis mengingat banyak terjadi penebangan pohon.

 Bergeser sedikit ke hulu sungai selatan, ada sebuah daerah yang disebut Kandangan. Berdasarkan info yang diperoleh saat berselancar di internet, ternyata lokasi ini cukup banyak tempat wisata dan kuliner khas. Tapi jika berbicara alam liar, saya menduga destinasinya akan ke gunung batu bini dan gunung batu laki. Tempat ini sepertinya menarik dan eksotis untuk dinikmati bersama-sama. Untuk permainan, bamboo rafting sepertinya pilihan yang cukup menarik.

Masih di Kalimantan Selatan, namun bergeser ke hulu sungai utara. Kabupaten yang berjarak 190 Km (menurut salah satu website) dari Banjarmasin ini terkenal dengan perkampungan tua Alabio dan hutan Rawa. Alabio terkenal dengan itik budaya yang masih jenaka. Daerah ini dikelilingi anak-anak sungai dan rawa. Memang unik sekali, karena kita bisa menemukan pemukiman di tengah-tengah rawa. Terdengar misterius, tapi bagi para petualang tentu ini menjadi tujuan wisata yang sangat menarik.

Selanjutnya adalah Balikpapan, kota yang saya huni saat masih kecil. Saat kecil yang saya tahu adalah daerah ini banyak diisi oleh orang-orang yang bekerja di eksplorasi minyak. Sementara wisatanya, tidak banyak yang saya ketahui. Hasil temuan saya di internet, menunjukkan bahwa hutan bakau termasuk salah satu lokasi alami yang bisa dikunjungi. Tempat wisata menarik lainnya adalah penangkaran buaya di Teritip. Tentu penangkaran seperti ini akan jarang ditemui di daerah perkotaan. Tapi tidak dengan Balikpapan rupanya (sedikit geli saat menulis ini, karena tidak banyak yang saya ketahui sebagai eks penghuni).

Berikutnya bergeser ke ibukota Kalimantan Timur, yaitu Samarinda. Kota dengan jumlah penduduk terbesar di Kalimantan ini dibelah oleh sungai yang disebut Mahakam. Di Samarinda ada lokasi yag disebut Kebun Raya Samarinda yang biasa dijadikan perkemahan. Tempat ini cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan asli dari hutan Kalimantan. Tentu saja ini bisa jadi nominasi destinasi dari "Borneo Wild Adventure".

Kemudian memasuki daerah Kutai, tepatnya Taman Nasional Kutai. Lahan yang sering menjadi konflik kepentingan sejak zaman Hindia Belanda, dikenal dengan vegetasi hutan Mangrove dan habitat orang utan, beruang madu, dan Kancil. Suasana alam yang masih sangat alami akan semakin terasa meski sudah terdapat pemukiman di sana.

Terakhir adalah pulau yang sangat indah, yaitu Maratua. Maratua merupakan salah satu bagian dari kepulauan Derawan. Dikelingi pantai yang eksotis, snorkeling dan diving merupakan pemandangan yang sering ditemui. Tampilan yang luar biasa membuat Maratua menjadi salah satu pulau yang paling sering dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin menikmati alam Indonesia yang masih sangat natural.

Pertanyaannya, bagaimana melewati semua medan tersebut? Apalagi jika berbicara tentang jalur yang panjang dan penuh dengan daerah yang alami. Tentu saja diperlukan sebuah transportasi yang cocok untuk menempuh track seperti itu. Rasanya tidak perlu membantah lagi jika Daihatsu New Terios merupakan transportasi yang paling cocok untuk itu. Dengan tagline “Play your wild side”, Terios menunjukkan bahwa kendaraan ini memang didesain untuk menempuh perjalanan di alam liar dengan jarak yang panjang.

Terios merupakan salah satu mobil yang hemat BBM. Jarak 12 Km cukup membutuhkan satu liter bensin saja. Sehingga, logikanya jarak jauh yang ditempuh tidak akan menimbulkan masalah meskipun jumlah SPBU minim. Kenyamanan penumpang terios yang berjumlah tujuh orang ini juga tidak diragukan karena memiliki suspensi yang nyaman dan ditambah dengan fasilitas interior dan ekseterior yang menawan.

Perjalanan Borneo Wild Adventure ini dipastikan akan menjadi suatu pengalaman yang tidak akan terlupakan. Selain menikmati pemandangan alam, kita juga akan dibuat bersyukur dengan keindahan yang diciptakan Tuhan untuk Indonesia. Apalagi jika perjalanan ini dilengkapi dengan kendaraan SUV, yaitu Daihatsu New Terios yang sangat cocok untuk dipakai berpetualang di medan yang sulit dan masih sangat alami.

Sumber Foto





Tidak ada komentar:

Posting Komentar