LiveTyping.com
kalau mau bikin tulisan kaya gini, masuk aja ke http://livetyping.com/
ini pernah dimuat di republika, tapi cuma satu paragraf, hahaha. Ini bukan flashmob yang disponsori oleh merek minuman, tapi kreativitas dari komunitas2 dalam merayakan ulang tahun Bandung yang ke-200
BANDUNG- “Halo-halo Bandung, ibukota priangan, halo-halo Bandung, kota kenang-kenangan...” nyanyian lantang dari sekelompok orang di tengah-tengah jalan Ir H. Djuanda. Warga Bandung yang sedang memanfaatkan program car free day, Ahad (26/9) langsung terbawa dalam suasana meriah tersebut. Uniknya, sambil menyanyikan lagu mengikuti tabuhan alat musik pukul jimbe, sudah ada sekelompok orang yang melakukan formasi dilengkapi dengan koreografi yang seragam. Warga lain pun mengikuti gerakan tersebut dan juga mengikuti yel-yel yang diserukan. Setelah nyanyian dan formasi selesai (sekitar 4 menit), sekelompok orang tersebut membubarkan diri begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa.
Itulah kejutan flash mob yang memang sudah direncanakan dengan matang oleh sekelompok orang yang terdiri dari beberapa komunitas dan juga warga yang memang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Tujuannya tidak lain adalah untuk memeriahkan hari jadi kota Bandung yang ke-200. Flash mob merupakan suatu kegiatan dari sekelompok orang yang melakukan formasi dan gerakan yang tidak terduga di tengah-tengah keramaian. Orang-orang di sekeliling tidak mengetahui hal ini karena orang-orang yang terlibat ikut berbaur dengan massa. Flash mob ini pernah dilakukan juga di beberapa negara dan sering dipublikasikan di dunia maya.
“Ini terlihat seperti gerakan spontan, tapi sebenarnya kita sudah latihan,”ujar Arozak Salam, pencetus ide flash mob Bandung dan juga komando gerakan. Publikasi kegiatan ini pun sudah dilakukan sejak hari Selasa melalui jejaring sosial seperti facebook dan juga forum-forum dunia maya lainnya. Dalam publikasinya pun tempat berlangsungnya dirahasiakan secara umum. Namun bagi masyarakat yang sudah memastikan berpartisipasi mendapat pesan langsung dari humasnya melalui surat elektronik (email).
Untuk pelaksanaan kegiatan ini, sejak hari Sabtu (25/9) masyarakat yang berpartisipasi telah melakukan latihan pada sore hari. Sementara, persiapan dan briefing terakhir dilakukan 2 jam sebelum pelaksanaan. Bahkan di tempat latihan pun, para warga telah diwanti-wanti agar tidak terlalu menunjukan bahwa mereka akan melakukan sebuah formasi.
Arozak Salam mengaku bahwa idenya ini juga terinspirasi dari rekaman kegiatan serupa yang pernah dilihat di dunia maya. Maka tidak heran jika acara ini disiapkan dengan matang dan telah ada pula dokumentasi khususnya untuk diunggah ke situs-situs video seperti youtube. Tujuannya tentu untuk memancing masyarakat lain membuat suatu kreatifitas yang lain. “Saya berharap masyarakat bandung semakin kreatif dalam mengapresiasikan segala sesuatunya, seperti juga acara ini,” ucap Arozak.
Para warga yang sedang melakukan aktivitas di sebagain ruas jalan Ir. H Djuanda langsung menjadikan kegiatan itu sebagai pusat perhatian. Beberapa warga pun mengaku tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut dan juga konsepnya. Namun, warga yang melihat bisa ikut larut dalam suasana. “Wah, saya benar-benar kaget ada acara ini,” ucap Rijal, salah seorang warga.
oh ya, ini video flashmobnya : FLASHMOB
Menjelang berakhirnya permainan, Indonesia terus menyerang. Tendangan bebas Bambang pun bisa ditepis Khairul yang bermain tenang. Hingga pertandingan usai skor tak juga berubah. Malaysia dengan demikian untuk pertama kalinya menjuarai titel bergengsi ini.(DIM)
jayalah terus garudaku
Allah menciptakan Malaysia agar Indonesia belajar bersatu kembali
#NURDINTURUN
Dalam kesempatan tersebut presiden juga menyatakan optimismenya bahwa timnas Indonesia bisa mengungguli Malaysia, namun menghimbau agar para emain jangan under estimate tim lawan, sebab Malaysia juga memiliki formasi baru setelah kalah 1-5 dari Indonesia pada pertandingan sebelumnya.
ini feature news yang saya bikin waktu saya magang, sayangnya sih nggak dimuat
BANDUNG- Hari kemerdekaan memang selalu menarik perhatian masyarakat, baik itu dari nilai historis, tradisi, perlombaan, bahkan sampai pada hal yang formal seperti upacara Bendera. Seperti itulah kira-kira gambaran yang terlihat di sekitar Lapangan Gazibu, tempat berlangsungnya upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia, hari Selasa (17/8)
Warga sekitar berkumpul untuk ikut merasakan momen ini. Meskipun bukan peserta, mereka tetap antusias mengikuti rangkaian upacara. Ada orang yang sengaja datang, kebetulan nongkrong, berdagang, bahkan ada juga yang hanya ingin melihat wagub Dede Yusuf.
Posisi mereka tidak dalam sikap sempurna. Kebanyakan mereka hanya duduk-duduk di tangga sambil mengomentari jalannya upacara. Namun, ketika bendera dikibarkan terlihat ada beberapa orang yang langsung mengambil sikap sempurna, mengangkat tangan untuk memberikan penghormatan.
“Saat ini, penghormatan dari saya itu adalah wujud nyata dari nasionalisme yang bisa saya tunjukkan kepada Indonesia,” ujar Supriagung, salah satu dari masyarakat yang ikut melakukan sikap hormat saat bendera dinaikan. Sikap hormat layaknya peserta upacara itu, menurut Supriagung, adalah tata cara yang benar dalam memberikan penghormatan kepada bendera.
Bagi Supriagung, pendidikan di Indonesia saat ini masih perlu dibenahi, terutama pada hal-hal yang menyangkut rasa nasionalisme dari seorang individu. “Terutama pada bagian pelajaran tentang bela negara itu,” tambahnya. Supriagung berharap bahwa peringatan seperti ini akan semakin banyak masyarakat yang tumbuh rasa cintanya kepada negara dan membuat Indonesia tetap berada dalam perdamaian.
Selain Supriagung, ada juga seorang remaja yang baru menginjak kelas satu SMA yang juga melakukan sikap hormat saat bendera dinaikkan. “Saya jauh-jauh dari rumah bukan hanya untuk melihat acara saja, tetapi juga untuk melakukan penghormatan kepada bendera merah putih,” ujar Choirun Ahmad, nama dari remaja tersebut.
Choirun sendiri kedatangannya ke upacara memang untuk menyelesaikan tugas resume dari sekolahnya. Tetapi, Choirun sendiri menganggap bahwa upacara bendera adalah momen yang tidak bisa dilewatkan begitu saja oleh para pemuda. “Saya ingin Indonesia lebih berkembang lagi dan moral dari masyarakat semakin ditingkatkan, “ucap remaja yang menyatakan bahwa nasionalisme dari para pemuda sangat penting.
Sekilas, ini memang bukan gambaran keseluruhan dari masyarakat Indonesia, khususnya pemuda saat ini. Namun, kita masih boleh berlega hati, karena pemuda-pemuda seperti inilah yang bisa membuat negara ini tetap berdiri kokoh.
Kasihan banget nih orang
Milan - Media-media Eropa sudah ramai mengabarkan Rafael Benitez sudah resmi dipecat oleh Inter Milan. Saat dikonfirmasi soal hal tersebut, Massimo Moratti menyangkal dirinya punya kandidat pengganti.
( din / rin )