Hari Ini … Bulan Lalu
Aku adalah Ujo Sumarjo. Aku sedang berada di kantor polisi. Aku memakai baju putih hitam bernomor seri. Aku dibawa ke sebuah ruangan yang ada di sebelah kiri laboratorium multimedia bersama tiga orang polisi berpakaian preman. Mereka bertanya:
- - Nama?
+ Ujo Sumarjo
- - Kenapa ada di sini?
+ …….
Kopi yang disediakan mereka pun tidak aku sentuh. Aku terlalu takut untuk bergerak, berkata, bahkan bernafas. Dadaku sesak, tapi memelas pun sudah terlambat. Aku hanya melihat ke arah meja, sesekali melihat jam dinding yang terus melaju tanpa henti.
Dalam hitungan detik aku terdiam, tak lama kemudian mereka mengeluarkan empat buah film dalam bentuk cakram. Aku langsung menelan ludah.
- - Jadi?
+ ……
Hari ini tiga bulan yang lalu.
Senja kelam hari itu. Jendela basah karena hujan. Aku dan Yono sedang meringkuk kedinginan.
+ Jadi Yon?
- - Apa?
+ Film itu?
- - Oh,….. Kamu yakin?
+ Tak pernah seyakin ini.
- - Tahu risikonya?
+ Sangat tahu, dan aku sudah siap. Agar masyarakat tahu siapa mereka. Agar mereka jadi lebih tahu diri bahwa mereka tidak bisa terus menerus sok suci di layar kaca.
- - Kamu bisa bayangkan pandangan orang nanti padamu?
+ Biar saja! Aku sudah cerai, anakku dibawanya pula. Orang tuaku sudah tiada. Kerabat lain nun jauh di sana. Apa bedanya aku dengan sebatang kara?
- - Teman-teman yang lain? Pegawaimu?
+ Bagiku, teman hanya kamu Yon. Mereka tak pernah kuanggap teman, melainkan seonggok sampah yang baunya terus berseliweran di hidungku.
- - Tahukah kamu bahwa tiga hari lagi aku ke Paris? Dan aku tidak mau tahu apapun yang terjadi berikutnya.
+ Aku tahu dan tenang saja. Kamu akan tetap bebas, dan tak perlu kamu mengunjungi aku nanti.
- - Hmm…. Baiklah
Yono mulai bekerja di depan komupterku. Dia tidak akan mau diganggu saat seperti itu. Aku hanya bisa memandangi Yono dari belakang. Aku sadar dia akan segera pergi, dan ketika saat itu tiba, aku benar-benar jadi sebatang kara. Tapi aku tetap mantap, ini demi masyarakat yang sudah gusar terhadap kulit setan yang terus melapisi mereka.
- - Sudah Jo.
+ Sebarkan sekarang!
- - …
+ Jangan ragu Yon!
- - Demi tuhan, aku tak mau menanggungnya
+ Tidak akan….
Hari ini delapan bulan yang lalu.
Aku membuka sebuah wisma kecil di tempat yang sangat strategis. Wismaku tidak megah, namun memiliki udara yang segar, jauh dari jalan raya, dan sangat tenang. Sangat cocok untuk orang seperti aku yang baru menghancurkan bahtera rumah tangga dan kehilangan rumah pribadi pula. Aku sangat melindungi tamuku, sehingga tiap kamar kupasang kamera tersembunyi untuk menjaga mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Penggunaan kamera itu hanya aku yang tahu dan hanya aku yang bisa menggunakannya.
Aku tidak pernah benar-benar memperhatikan tamu satu per satu secara langsung. Bertatap muka untuk sekedar menanyakan pendapat mereka tentang wismaku pun bisa dihitung dengan jari. Kegiatan rutinku mungkin hanya mengawasi pegawai dan melihat-lihat keadaan tamu melalui televisi yang tersambung pada kamera. Hanya pada malam hari, hal itu tidak kulakukan demi menjaga privasi.
Tapi tuhan berkehendak lain ketika pegawaiku yang polos menghampiriku.
- - Pak, saya diberi uang dalam jumlah besar, diterima tidak ya?
+ Oleh?
- - Anggota dewan yang ditemani seorang wanita muda
Aku memutuskan kamera hidup selama 24 jam, dan alhasil gambar-gambar yang kudapat sangat luar biasa.
- 1. Lima anggota dewan dengan para pelacurnya.
2. Ulama komersil dengan seorang wanita muda yang bukan istrinya.
3. Pejabat teras kepolisian dengan seorang artis yang juga bukan istrinya.
4. Seorang jenderal dengan mantan istriku.
“Mereka adalah pembohong besar, manusia-manusia laknat. Mereka bermanis-manis di depan kamera dengan perkataan suci yang selalu mengatasnamakan agama dan rakyat. Bodohnya lagi kita bisa percaya begitu saja. Aku, Ujo Sumarjo, bersumpah, selama aku masih hidup, kalian akan jatuh ke dalam lubang kehancuran!”
Hari ini dua bulan yang lalu.
Wisma aku tutup.
Hari ini, tadi pagi
Aku ditangkap di kamar sewa tempat aku sembunyi. Aku digiring menuju bui yang sunyi dan gelap.
nice.. keren idex.. ^^
BalasHapusthank you
BalasHapus