Selasa, 10 April 2012

Umurnya 7

Ulang tahun ke 7 memang tidak akan pernah dilupakan oleh Patrick. Ya, itu adalah hari terakhirnya Pat, begitu biasanya ia disapa, melihat keluarganya. Memang tidak ada yang pernah menyangka kalau gerombolan perampok itu tega menghabisi keluarganya tepat saat hari ulang tahunnya, 13 Maret hari Jum'at. Hingga saat ini Pat masih bisa merasakan hunusan pisau yang mengarah ke Jantungnya. Padahal kejadian tersebut sudah dilaluinya selama 24 tahun. Hal terburuk yang terjadi padanya sekarang adalah dirinya seperti dikutuk untuk terus melihat pembunuhan yang terjadi tiap harinya. Namun, yang ia lihat hanyalah anak-anak saja. Pat mengatakan padaku, yang dia ingat 24 tahun yang lalu itu adalah memang dirinya suka melihat foto-foto kecelakaan, bayi yang dibunuh, dan mayat-mayat korban pembunuhan. Namun, yang dia tidak ingat adalah, apa yang dia ucapkan saat meniup lilin ulang tahunnya. Pat merasa mengatakan sesuatu yang buruk sesaat sebelum lilin ditiup. Seandainya Pat ingat, mungkin dirinya bisa berkumpul lagi bersama keluarganya di alam sana. itulah mengapa saat ini dia sedang memaksaku untuk membuat Mesin Waktu untuk kembali ke 24 tahun yang lalu. "Tolonglah Pat, aku hanya wartawan," imbuhku menjelaskan.

The Magic of Sundanese Arts

Indonesia's cultural diversity is something that cannot be denied its existence. It’s caused by a number of islands in Indonesia. Can you imagine? There are 200 million people who spread in those islands. No wonder, if Indonesia have so many ethnics. For the example, Javanese, Sundanese, Batak, Chinese, et cetera. Next, I will tell some story about one of them, which is Sundanese ethnic. Sunda is the cultural community who mostly live in West Java. But nowadays, they spread into whole world. So don’t be confused if we met sundanese people in Arab, England, China, Taiwan, or Hong Kong. For you information, sunda has some arts. But this paper will not explain all of it. This paper only explain about three of them, Jaipong Dance, Angklung, and Wayang Golek. Jaipong dance is one of famous sundanese culture. The dance was created by Gugum Gumbira, based on traditional Sundanese Ketuk Tilu music and Pencak Silat movements. Gugum Gumbira is a Sundanese composer, orchestra leader, choreographer, and entrepreneur from Bandung, Indonesia. The name jaipongan came from people mimicking of the sounds created by some of the drums in the ensemble. Audiences were often heard shouting jaipong after specific sections of rhythmic music were played. Jaipongan debuted in 1974 when Gugum Gumbira and his gamelan and dancers first performed in public. The Angklung is a musical instrument made of two bamboo tubes attached to a bamboo frame. The tubes are carved to have a resonant pitch when struck and are tuned to octaves. The base of the frame is held in one hand, whilst the other hand shakes the instrument rapidly. This causes a repeating note to sound. Each of three or more performers in an angklung ensemble play just one note or more, but altogether complete melodies are produced. The Angklung is popular throughout Southeast Asia. Wayang Golek is a traditional Indonesian puppet play carried out with rod puppets. The puppet bodies are carved from wood. Indonesian Arts Network gets antique Wayang Golek puppets directly from real Dalangs (puppeteers). Little is known for certain about the history of wayang golek, but scholars have speculated that it most likely originated in China and arrived in Java sometime in the 17th century. At first, wayang golek is very traditionally performance art. But nowadays, wayang golek has follow the times. As an Indonesian people, we must preserve Indonesian culture. Indonesian culture is a precious heritage from the ancestor which differ Indonesia among all nation in the world. The basic thing that we should do is try as much as possible to blend Indonesian culture in our daily life, proud being Indonesian and make the culture as the way to show Indonesia as a charming nation in the whole world. Disadur dari berbagai sumber. Beberapa diantaranya itu merupakan copy paste.

Senin, 09 April 2012

Apaan sih Aerobik itu?

Indonesia memang negara yang sering mengalami pergeseran makna dari suatu kegiatan (subjektif). Contohnya seperti aerobik. Olahraga ini sering sekali diidentikkan ibu-ibu saja. padahal sah-sah saja semua jenis kelamin mengambil olahraga ini. Mau cowok, cewek, banci sekalipun juga boleh. Dikutip dari spiritfitnesscenter.blogspot.com Aerobik merupakan gabungan gerakan-gerakan yang energik dan selalu kreatif, gerakannya selalu berubah-berubah tidak dominan hanya pada gerakan saja. Aerobik sendiri beriramakan cepat dengan gerakan dasar kaki jalan-loncat sesuai dengan fungsi senam aerobik itu sendiri. Untuk kebugaran tubuh, latihan aerobik memberi banyak sekali manfaat bagi tubuh Anda, antara lain meningkatkan daya tahan jantung, paru-paru, menguatkan otot-otot tubuh, kelenturan, membakar kalori tentunya, dan lain-lain. Baru-baru ini satu lagi ditemukan manfaat dari aerobik bagi kesehatan Anda, yaitu hanya dengan latihan aerobik gerakan sedang selama 3 jam dalam seminggu mampu menurunkan tingkat depresi hingga 50%. Okay, jadi saya sarankan, mulai sekarang tinggalkan paradigma bahwa aerobik hanya untuk ibu-ibu. Toh ini memang baik untuk kesehatan kan? Banyak kok aktifitas aerobik yang dilakukan di beberapa kota, terutama pada hari minggu.

Cantik, Jalang, Hantu. Mau?

Fran pernah berkata padaku "saya juga nggak mau jadi pelacur, tapi paman Zivo memaksa!" ucapnya dengan jujur. Begitulah kisah Fran, hantu cantik yang sesekali menemuiku sebelum tidur. Terkadang sifat-sifatnya yang biasa kita sebut "jalang memang belum bisa hilang. Contohnya mengajakku bercinta. Tentu saja bukan uang yang ia minta, tapi nyawaku. Kalau Fran berjalan-jalan di dunia manusia, mungkin tidak ada yang menyadari bahwa dirinya adalah makhluk halus. Penampakannya bersih dan cantik. Sungguh bertolak belakang dengan kisah hidupnya. Fran tewas saat bercinta dengan 2 pria yang membayarnya untuk "bermain" selama 10 jam non stop. Tidak perlu dibayangkan bagaimana prosesnya yang jelas itu mengerikan. Fran sampai saat ini tidak mengerti kenapa dirinya masih bergentayangan di dunia ini. Kalau ditanya urusan ia sendiri tidak tahu urusan apa yang belum diselesaikan olehnya. Keluarganya pun sepertinya sudah melupakan dia. Wajar saja, Fran sudah dijual sejak usia 4 tahun. Hmm, ya walaupun sering muncul, setidaknya Fran tidak pernah mengejutkanku. Biasanya ia memanggil dulu dan kalau aku mengangguk barulah dia muncul. Biasanya di kursi sebelah kanan yang ada di depan kasur kamarku. Mau bertemu? Entahlah, dia tidak pernah memberitahukan caranya. Coba saja panggil saat di kasur, kalau Anda beruntung mungkin ia datang.